Pemimin
yang baik pasti bukan orang yang suka main perintah hingga anak buah
bekerja dengan perasaan takut. Mulailah belajar memimpin dengan berlatih
menggali potensi orang, dan memotivasinya agar bersemangat dalam
bekerja.
KERJA CERDAS ADALAH MEMIMPIN
Dalam bisnis, kepemimpinan sangat mebantu kemajuan bisnis. Jika bisnis
belum dikelola dengan manajement modern, kepemimpinan yang baik mamu
memajukan bisnis itu. Saya ingat, dikampung saya ada seorang yang sangat
disegani. Gaya hidunya tidak super sibuk seperti eksekutif di
perkotaan. Tapi, penghasilan dari bisnisnya tidak kalah dengan
penghasilan eksekutif dari ibu kota. Ia memiliki penggilingan padi,
punya puluhan kendaraan angkutan umum, beberapa truk pengangkut barang,
dan toko kelontong. Tidak ada yang istimewa dari model pengelolaan
usahanya. Yang saya lihat adalah ia sangat dihormati karyawanya. Ia
sangat menjaga kepercayaan dari semua orang termasuk para pembelinya .
Ia memiliki pola sederhana dalam membagi hasil bisnisnya.
Begitu pula Pak Haji Aman Santosa, pemilik sate Cirebon. Suatu hari
saya bertemu dengannya di salah satu dari 7 outletnya yang berlokasi di
Bekasi. “Anak saya tujuh orang, ini adalah warung sate ke tujuh, buat
saya wariskan anak saya yang ke tujuh”, ujarnya sambil tergelak.
Warung satenya sangat laris. Ia bukan pedagang satep inggir jalan atau
yang menggunakan gerobak dorong. Warung satenya dikelola dengan model
restoran. Harganya tidak terlalu mahal untuk ukuran pelayanan yang
diberikan. Pegawainya ramah, lokasinya strategis, dan memiliki tempat
parkir yang memadai. Sekali waktu ia nongkrong di outlet ke tujuh, lain
waktu di enam outlet lainnya.
Mengapa Pak Haji bisa duduk-duduk di satu outlet, sedangkan semua
outletnya bisa berjalan dengan baik salah satu sebab ia berprinsi
bekerja cerdas dengan kepemimpinan.
Haji Aman sempat berkisah kepada saya, suatu hari ketika sedang
menengok kampung halamannya di Kuningan, Cirebon, datanglah
tetangganya, seorang pemilik kambing.
“Pak Haji, saya lagi butuh uang untuk anak saya yang sekolah, tolong 2
ekor kambing saya Pak Haji beli ya,” ujarnya.
Haji Arman mengiyakan. “Ini saya kasih duit. Kambing tidak usah dibawa
kesini”, kata Haji Arman.”Lho, dibawa kemana ak Haji?,” tanya pemilik
kambing.
“Saya tahu, kamu senang memelihara kambing. Jadi terus saja kamu
pelihara kambing itu, nanti kalau beranak baru lapor saya, ujar Haji
Arman.
Pemilik kambing pulang dengan senang hati. Beberapa bulan kemudian ia
melapor bahwa kambingnya beranak kembar. Haji Arman menginstruksikan
suaya tetap dipelihara. Sampai umur 3 bulan baru ak Haji memberi
Keputusan,”Silahkan anak kambing dijual, Hasilnya dibagi dua”
Pak Haji tak pernah melihat kambing miliknya, tapi bisa bertransaksi
bisnis dengan petani. “Bukan hanya kambing, banyak usaha pertanian saya
yang berkembang tanpa saya tahu. Saya hanya tahu lokasi ada waktu beli
tanah saja,”katanya. “Bahkan saya tidak tahu ilmu pertanian, tapi
pertanian saya tidak kalah dengan yang dimiliki sarjana pertanian, “
katanya bangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar