Penyakit
keriting pada tanaman cabai terbilang menjadi masalah mutlak
yangdihadapi para petani cabai khususnya pada musim pancaroba.
Penyakitkeriting dapat disebabkan oleh virus, hama, dan cuacayang
ekstrim. Virus yang menyebabkan penyakit keriting diantaranya virus
ChiVMV Veinal Mottle Virus (Chili) , dll. Gejala yang
ditimbulkan oleh virus pun berbeda sesuai dengan jenis virus yang
menyerangnya. Sedangkan hama yang menyebabkan penyakit keriting antara
lain THRIPS SP, vector myzus, kutu kebul, dan tungau. Gejala yang
ditimbulkan oleh hama tersebut yaitu daun melengkung ke atas, dan
biasanya hama bersembunyi di balik lengkungan daun tersebut.
Saat
ini penggunaan pestisida dan pupuk secara berlebihan kerap kali
dilakukan oleh para petani, akibatnya tanah menjadi kurang subur akibat
terlalu banyak senyawa kimia yang terserap. Selain itu tanaman ataupun
buah yang dihasilkan menjadi kurang sehat. Dalam proses pengendalian
penyakit pada tanaman cabai para petani kerap kali harus mangeluarkan
uang dalam jumlah yang tidak sedikit, hal ini disebabkan oleh mahalnya
harga pestisidan dan pupuk yang dijual di toko-toko pertanian. Selain
itu para petani harus mampu bersaing dengan petani lain yang menanam
jenis tanaman yang sama, dengan cara penambahan dosis saat penyemprotan
atau pemupukan. Apabila tidak dilakukan cara tersebut, maka penyakit
akan menyerang pada lahan yang pemberian dosisnya rendah. Sementara itu
para petani harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi.
Pengendalian
penyakit dengan cara tradisional kerap dinilai kurang efektif . Karena
reaksi yang dihasilkan memerlukan waktu yang cukup lama. Disamping itu
Indonesia merupakan Negara berkembang yang kaya akan sumber daya
alamnya, salah satunya ialah hasil tambang yang melimpah. Salah satu
hasil tambang yang cukup melimpah penyebarannya yakni batu gamping.
Batu gamping adalah sejenis batuan endapan yang dapat terjadi secara
organik, mekanik, atau kimiawi. Di
alam, sebagian besar batu gamping terjadi secara organik yang berasal
dari pengendapan rumah kerang dan siput, foraminifera (ganggang), atau
kerangka binatang koral/kerang. Di samping itu batu gamping bersifat
basa sehingga mampu menurunkan kadar keasaman tanah.
Batu gamping sebagai pencegah dan pengendali penyakit keriting
Batu gamping dapat menjadi
alternatif pencegah dan pengendali penyakit keriting pada tanaman
cabai. Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa batu gamping
dapat menjadi alternatif pencegah dan pengendali penyakit keriting pada
tanaman cabai. Hal ini disebabkan karena batu gamping mampu membunuh
hama penyebab penyakit keriting, disamping itu batu gamping mampu
melindungi daun cabai dari serangan virus dan hama karena daun tertutupi
oleh cairan batu gamping.
Proses pemanfaatan
Dari data diatas diketahui
bahwa batu gamping dapat dimanfaatkan menjadi alternatif pencegah dan
pengendali penykit keriting pada tanaman cabai, dengan cara menambahkan
air pada cairan batu gamping agar menjadi lebih encer, kemudian
menyemprotkan cairan batu gamping pada tanaman yang terserang penyakit
maupun yang tidak terserang, karena mampu mencegah dari serangan hama
dan virus penyebab penyakit keriting.
Variasi yang paling cepat
Dari hasil percobaan dan
tabel data hasil penelitian variasi yang paling cepat adalah percobaan
(A2E). Variasi ini lebih cepat mengendalikan penyakit keriting. Hal ini
diperoleh dengan penyemprotan tidak hanya ke tanah melainkan ke
permukaan daun pula.
Analisis nilai ekonomis
Dari hasil penelitian di
atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan cairan batu gamping sebagai
pencegah penyakit keriting lebih ekonomis dibanding dengan menggunakan
insektisida kimia karena bahan mudah di dapat dan dengan harga yang
cukup terjangkau.Penggunaan batu gamping sebagai pencegah penyakit
keriting tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, justru mengembalikan
kesuburan tanah menjadi lebih baik.
Mau mencoba menyemprot daun cabai yag keriting dengan batu gamping,kira2 dosisnya berapa gram/liternya terima kadih
BalasHapusKlo di semprotkan di pokoknya sama tanah kira2 g bahaya ga'
BalasHapus